Laman

Minggu, 08 Desember 2013

Pengertian ekonomi makro dan mikro beserta perbedaannya



Ekonomi Mikro adalah ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku dari pihak ekonomi individual,seperti: rumah tangga, perusahaan, dan struktur industri. Ekonomi mikro membahas tentang alokasi dan efisiensi sumber daya pada pasar.
Dari tujuan ekonomi mikro adalah menganalisis pasar beserta cara kerja  yang membentuk harga relatif kepada produk dan jasa, dan alokasi dari sumber terbatas di antara banyak penggunaan alternatif. Ekonomi mikro menganalisis kegagalan pasar, yaitu ketika pasar gagal dalam memproduksi hasil yang efisien dan serta menjelaskan berbagai kondisi teoritis yang dibutuhkan bagi suatu pasar persaingan sempurna.
         3 teori dalam ekonomi mikro antara lain:
  1. Teori harga, yaitu melihat interaksi antara penawaran dan permintaan barang jasa didalam suatu pasar, factor-faktor yang mempengaruhinya: struktur pasar, elastisitas penawaran, serta permintaan dan sebagainya.
  2. Teori produksi, yaitu menganalisa biaya produksi serta tingkat produksi optimal bagi produsen sehingga mencapai tingkat laba maksimum.
  3. Teori distribusi, yaitu membahas tingkat upah tenaga kerja, tingkat bunga yang harus dibayarkan kepada pemilik modal, serta tingkat keuntungan dari pengusaha.

  • Pengertian Ekonomi makro
studi tentang ekonomi secara keseluruhan. Makro-ekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak masyakarakat, perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan.
Makro-ekonomi meliputi berbagai konsep dan variabel, tetapi selalu ada tiga topik utama untuk penelitian makro-ekonomi. Teori-teori makro-ekonomi biasanya terhubung dengan fenomena keluaran, pengangguran dan inflasi. Diluar teori makro-ekonomi, topik-topik tersebut juga sangatlah penting untuk semua agen ekonomi termasuk pekerja, konsumen dan produsen.

Dalam  permasalahan di bidang makro ekonomi ini terdapat 7 yaitu
1.      Pengangguran
2.      Inflasi
3.      Hutang luar negeri
4.      Krisis nilai tukar
5.      Perbankan
6.      Kemiskinan dan pemerataan
7.      Pertumbuhan ekonomi

Perbedaan makro dan mikro ini di lihat secara signifikan dari tujuan analisis dari ekonomi makro itu lebih memfokuskan analisis pada kegiatan ekonomi terhadap perekonomian secara menyeluruh sedangkan  ekoomi mikro sendiri lebih memfokuskan bagaimana dia menganalisis pada mengalokasikan sumber daya agar di capai dalam kombinasi yang tepat pada tujuam tertentu contoh dalam sumber daya pasar.

TELEMATIKA


Pengertian telematika

Telematika merupakan adopsi dari bahasa Prancis yang sebenarnya adalah “TELEMATIQUE” yang kurang lebih dapat diartikan sebagai bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi.
Para praktisi mengatakan bahwa TELEMATICS merupakan perpaduan dari dua kata yaitu dari “TELECOMMUNICATION and INFORMATICS” yang merupakan perpaduan konsep Computing and Communication. Istilah telematika juga dikenal sebagai “the new hybrid technology” karena lahir dari perkembangan teknologi digital. Dalam wikipedia disebutkan bahwa Telematics juga sering disebut dengan ICT (Information and Communications Technology).
Salah satu milis internet Indonesia terbesar adalah milis Telematika. Dari milis inipun tidak ada penjelasan mengapa milis ini bernama telematika, yang jelas arsip pertama kali tercatat dikirimkan pada tanggal 15 Juli 1999. Dari hasil pencarian di arsip mailing list Telematika saya menemukan salah satu ulir diskusi menarik (membutuhkan login) tentang penamaan Telematika yang dikirimkan oleh Paulus Bambang Wirawan.
Istilah telematika sering dipakai untuk beberapa macam bidang, sebagai contoh adalah:
  • Integrasi antara sistem telekomunikasi dan informatika yang dikenal sebagai Teknologi Komunikasi dan Informatika atau ICT (Information and Communications Technology). Secara lebih spesifik, ICT merupakan ilmu yang berkaitan dengan pengiriman, penerimaan dan penyimpanan informasi dengan menggunakan peralatan telekomunikasi.
  • Secara umum, istilah telematika dipakai juga untuk teknologi Sistem Navigasi/Penempatan Global atau GPS (Global Positioning System) sebagai bagian integral dari komputer dan teknologi komunikasi berpindah (mobile communication technology).
  • Secara lebih spesifik, istilah telematika dipakai untuk bidang kendaraan dan lalulintas (road vehicles dan vehicle telematics).
Sejarah telematika
Istilah telematika pertama kali digunakan pada tahun 1978 oleh Simon Nora dan Alain Minc dalam bukunya L'informatisation de la Societe. Istilah telematika yang berasal dari kata dalam bahasa Perancis telematique merupakan gabungan dua kata telekomunikasi dan informatika. Pengertian Telematika sendiri lebih mengacu kepada industri yang berhubungan dengan penggunaan komputer dalam sistem telekomunikasi. Yang termasuk telematika ini adalah layanan dial up ke Internet maupun semua jenis jaringan yang didasarkan pada sistem telekomunikasi untuk mengirimkan data. Internet sendiri merupakan salah satu contoh telematika. Menurut Wikipedia, istilah telematika ini sering dipakai untuk beberapa macam bidang.

Integrasi antara sistem telekomunikasi dan informatika yang dikenal sebagai Teknologi Komunikasi dan Informatika atau ICT (Information and Communications Technology). Secara lebih spesifik, ICT merupakan ilmu yang berkaitan dengan pengiriman, penerimaan dan penyimpanan informasi dengan menggunakan peralatan telekomunikasi. Secara umum, istilah telematika dipakai juga untuk teknologi Sistem Navigasi/Penempatan Global atau GPS (Global Positioning System) sebagai bagian integral dari komputer dan teknologi komunikasi berpindah (mobile communication technology). Secara lebih spesifik, istilah telematika dipakai untuk bidang kendaraan dan lalulintas (road vehicles dan vehicle telematics).
Perkembangan Aplikasi  telematika di indonesia
Ragam bentuk telematika yang dipaparkan pada Bab II, tidak terlepas dari perkembangannya di masa lalu. Untuk kasus di Indonesia, perkembangan telematika mengalami tiga periode berdasarkan fenomena yang terjadi di masyarakat[17]. Pertama adalah periode rintisan yang berlangsung akhir tahun 1970-an sampai dengan akhir tahun 1980-an. Periode kedua disebut pengenalan, rentang wktunya adalah tahun 1990-an, dan yang terakhir adalah periode aplikasi. Periode ketiga ini dimulai tahun 2000.

1. Periode Rintisan

Aneksasi Indonesia terhadap Timor Portugis, peristiwa Malari, Pemilu tahun 1977, pengaruh Revolusi Iran, dan ekonomi yang baru ditata pada awal pemerintahan Orde Baru, melahirkan akhir tahun 1970-an penuh dengan pembicaraan politik serta himpitan ekonomi. Sementara itu sejarah telematika mulai ditegaskan dengan digariskannya arti telematika pada tahun 1978 oleh warga Prancis.

Mulai tahun 1970-an inilah Toffler menyebutnya sebagai zaman informasi[18]. Namun demikian, dengan perhatian yang minim dan pasokan listrik yang terbatas, Indonesia tidak cukup mengindahkan perkembangan telematika.

Memasuki tahun 1980-an, perubahan secara signifikanpun jauh dari harapan. Walaupun demikian, selama satu dasawarsa, learn to use teknologi informasi, telekomunikasi, multimedia, mulai dilakukan. Jaringan telpon, saluran televisi nasional, stasiun radio nasional dan internasional, dan komputer mulai dikenal di Indonesia, walaupun penggunanya masih terbatas. Kemampuan ini dilatarbelakangi oleh kepemilikan satelit dan perekonomian yang meningkat dengan diberikannya penghargaan tentang swasembada pangan dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) kepada Indonesia pada tahun 1984.

Setahun sebelumnya di Amerika Serrikat, tepatnya tanggal 1 Januari 1983, internet diluncurkan. Sejak ARPAnet (Advance Research Project Agency) dan NSFnet (National Science Foundation) digabungkan, pertumbuhan jaringan semakin banyak, dan pada pertengahan tahun, masyarakat mulai memandangnya sebagai internet[19].

Penggunaan teknologi telematika oleh masyarakt Indonesia masih terbatas. Sarana kirim pesan seperti yang sekarang dikenal sebagi email dalam suatu group, dirintis pada tahun 1980-an. Mailinglist (milis) tertua di Indonesia dibuat olehJhhny Moningka dan Jos Lukuhay, yang mengembangkan perangkat "pesan" berbasis "unix", "ethernet", pada tahun 1983[20], persis bersamaan dengan berdirinya internet sebagai protokol resmi di Amerika Serikat. Pada tahun-tahun tersebut, istilah "unix", "email", "PC", "modem", "BBS", "ethernet", masih merupakan kata-kata yang sangat langka[21].

Periode rintisan telematika ini merupakan masa dimana beberapa orang Indonesia belajar menggunakan telematika, atau minimal mengetahuinya. Tahun 1980-an, teleconference terjadwal hampir sebulan sekali di TVRI (Televisi Republik Indonesia) yang menyajikan dialog interaktif antara Presiden Suharto di Jakarta dengan para petani di luar jakarta, bahkan di luar pulau Jawa. Pada pihak akademisi dan praktisi praktisi IT (Information and Technology), merekam penggunaan internet sebagai berikut.

Menjelang akhir tahun 1980-an, tercatat beberapa komunitas BBS, seperti Aditya (Ron Prayitno), BEMONET (BErita MOdem NETwork), JCS (Jakarta Computer Society - Jim Filgo), dan lain-lain. Konon, BEMONET cukup populer dan bermanfaat sebagai penghilang stress dengan milis seperti "JUNK/Batavia". Di kalangan akademis, pernah ada UNInet dan Cossy. UNINET merupakan sebuah jaringan berbasis UUCP yang konon pernah menghubungkan Dikti, ITS, ITB, UI, UGM, UnHas, dan UT. Cossy pernah dioperasikan dengan menggunakan X.25 dengan pihak dari Kanada. Milis yang kemudian muncul menjelang akhir tahun 1980-an ialah the Indonesian Development Studiesi (IDS) (Syracuse, 1988); UKIndonesian (UK, 1989); INDOZNET (Australia, 1989); ISNET (1989); JANUS (Indonesians@janus.berkeley.edu), yang saking besarnya sampai punya beberapa geographical relayers; serta tentunya milis kontroversial seperti APAKABAR[22].

Jaringan internet tersebut, terhubungakan dengan radio. Medio tahun 1980 diisi dengan komunikasi internasional melalui kegiatan radio amatir, yang memiliki komunitas dengan nama Amatir Radio Club (ARC) Institut Teknologi Bandung (ITB). Bermodalkan pesawattransceiver HF SSB Kenwood TS 430 dengan computer Apple II, sekitar belasan pemuda ITB menghubungkan server BBS amatir radio seluruh dunia, agar email dapat berjalan lancar[23].

2. Periode Pengenalan

Periode satu dasawarsa ini, tahun 1990-an, teknologi telematika sudah banyak digunakan dan masyarakat mengenalnya. Jaringan radio amatir yang jangkauannya sampai ke luar negeri marak pada awal tahun 1990. hal ini juga merupakan efek kreativitas anak muda ketika itu, setelah dipinggirkan dari panggung politik, yang kemudian disediakan wadah baru dan dikenal sebagai Karang Taruna. Pada sisi lain, milis yang mulai digagas sejak tahun 1980-an, terus berkembang.

Internet masuk ke Indonesia pada tahun 1994[24], dan milis adalah salah satu bagian dari sebuah web. Penggunanya tidak terbatas pada kalangan akademisi, akan tetapi sampai ke meja kantor. ISP (Internet Service Provider) pertama di Indonesia adalah IPTEKnet, dan dalam tahun yang sama, beroperasi ISP komersil pertama, yaitu INDOnet[25].

Dua tahun keterbukaan informasi ini, salahsatu dampaknya adalah mendorong kesadaran politik dan usaha dagang. Hal ini juga didukung dengan hadirnya televise swasta nasional, seperti RCTI (Rajawali Citra Televisi) dan SCTV (Surya Citra Televisi) pada tahun 1995-1996.

Teknologi telematika, seperti computer, internet, pager, handphone, teleconference, siaran radio dan televise internasional - tv kabel Indonesia, mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia. Periode pengenalan telematika ini mengalami lonjakan pasca kerusuhan Mei 1998.

Masa krisis ekonomi ternyata menggairahkan telematika di Indonesia. Disaat keterbukaan yang diusung gerakan moral reformasi, stasiun televise yang syarat informasi seperti kantor berita CNN dan BBC, yakni Metro Tv, hadir pada tahun 1998. Sementara itu, kapasitas hardware mengalami peningkatan, ragam teknologi software terus menghasilkan yang baru, dan juga dilanjutkan mulai bergairahnya usaha pelayanan komunikasi (wartel), rental computer, dan warnet (warung internet). Kebutuhan informasi yang cepat dan gegap gempita dalam menyongsong tahun 2000, abad 21, menarik banyak masyarakat Indonesia untuk tidak mengalami kesenjangan digital (digital divide).

Pemerintah yang masih sibuk dengan gejolak politik yang kemudian diteruskan dengan upaya demokrasi pada Pemilu 1999, tidak menghasilkansuatu keputusan terkait perkembangan telematika di Indonesia. Dunia pendidikan juga masih sibuk tambal sulam kurikulum sebagai dampak perkembangan politik terbaru, bahkan proses pembelajaran masih menggunakan cara-cara konvensional. Walaupun demikian, pada tanggal 15 Juli 1999, arsip pertama milis Telematika dikirim oleh Paulus Bambang Wirawan, yakni sebuah permulaan mailinglist internet terbesar di Indonesia[26].

3. Periode Aplikasi

Reformasi yang banyak disalahartikan, melahirkan gejala yang serba bebas, seakan tanpa aturan. Pembajakan software, Hp illegal, perkembangan teknologi computer, internet, dan alat komunikasi lainnya, dapat denganb mudah diperoleh, bahkan dipinggir jalan atau kios-kios kecil. Tentunya, dengan harga murah.

Keterjangkauan secara financial yang ditawarkan, dan gairah dunia digital di era millennium ini, bukan hanya mampu memperkenalkannya kepada masyarakat luas, akan tetapi juga mualai dilaksanakan, diaplikasikan. Pada pihak lain, semua itu dapat berlangsung lancar, dengan tersedianya sarana transportasi, kota-kota yang saling terhubung, dan industri telematika dalam negeri yang terus berkembang.

Awal era millennium inilah, pemerintah Indonesia serius menaggapi perkembangan telematika dalam bentuk keputusan politik. Kebijakan pengembangan yang sifatnya formal "top-down" direalisasikan dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 50 Tahun 2000 tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI), dan Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2001 tentang Pendayagunaan Telematika. Dalam bidang yang sama, khususnya terkait dengan pengaturan dan pelaksanaan mengenai nernagai bidang usaha yang bergerak di sector telematika, diatur oleh Direktorat Jendral Aplikasi Telematika (Dirjen Aptel) yang kedudukannya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia.

Selanjutnya, teknologi mobile phone begitu cepat pertumbuhannya. Bukan hanya dimiliki oleh hamper seluruh lapisan masyarakat Indonesia, fungsi yang ditawarkan terbilang canggih. Muatannya antara 1 Gigabyte, dapat berkoneksi dengan internet juga stasiun televise, dan teleconference melalui 3G. Teknologi computer demikian, kini hadir dengan skala tera (1000 Gigabyte), multi processor, multislot memory, dan jaringan internet berfasilitas wireless access point. Bahkan, pada café dan kampus tertentu, internet dapat diakses dengan mudah, dan gratis.

Terkait dengan hal tersebut, Depkominfo mencatat bahwa

sepanjang tahun 2007 yang lalu, Indonesia telah mengalami pertumbuhan 48% persen terutama di sektor sellular yang mencapai 51% dan FWA yang mencapai 78% dari tahun sebelumnya. Selain itu, dilaporkan tingkat kepemilikan komputer pada masyarakat juga mengalami pertumbuhan sangat signifikan, mencapai 38.5 persen. Sedangkan angka pengguna Internet mencapai jumlah 2 juta pemakai atau naik sebesar 23 persen dibanding tahun 2006. Tahun 2008 ini diharapkan bisa mencapai angka pengguna 2,5 juta[27].

Data statistik tersebut menunjukkan aplikasi telematika cukup signifikan di Indonesia. Namun demikian, telematika masih perlu disosialisasikan lebih intensif kepada semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali[28]. Pemberdayaan manusianya, baik itu aparatur Negara ataupun non-pemerintah, harus terus ditumbuhkembangkan.

Selama perkembangan telematika di Indonesia sekitar tiga dasawarsa belakangan ini, membawa implikasi diberbagai bidang. Kemudahan yang disuguhkan telematika akan meningkatkan kinerja usaha, menghemat biaya, dan memperbaiki kualitas produk. Masyarakat juga mendapat manfaat ekonomis dan peningkatan kualitas hidup.

Peluang untuk memperoleh informasi bernuansa porno dan bentuk kekerasan lainnya, dapat terealisir. Di lain pihak, segi individualis dan a-sosial amat mungkin akan banyak menggejala di masyarakat. Walaupun demikian, masih banyak factor lain yang dapat mempengaruhi perilaku masyarakat tertentu dan factor yang sama dapat berdampak lain pada lingkungan yang berbeda.

Kejelasan Regulasi Telematika Pengaruhi Iklim Investasi (contoh kasus telematika)



Bak punguk merindukan bulan, seperti itulah kondisi telematika di Indonesia. Pasalnya, hingga kini belum ada satu ketentuan perundangan yang mendukung bisnis dan investasi di bidang telematika ini. Akhirnya, tidak jarang pelaku usaha berjalan tanpa regulasi yang jelas.

Dalam pelantikan Deputi Menteri Negara Komunikasi dan Informasi (Menneg Kominfo) beberapa waktu lalu di Jakarta, Syamsul Muarif mengatakan bahwa sebagai sebuah bidang yang relatif baru, dunia telematika Indonesia saat ini seperti belantara yang belum ada aturannya.
Berkaitan dengan hal itu, Syamsul menyatakan bahwa pihaknya berupaya agar bagaimana hutan belantara ini menjadi hutan yang produktif. "Untuk itu, sektor telematika ini  perlu dibangun dengan pola kemitraan," cetus Syamsul.
Syamsul mengakui bahwa jajaranya saat ini masih memiliki banyak keterbatasan dan kelemahan. Karena itu, perlu dibangun suatu stategi yang jitu, terutama dalam membangun kerjasama dengan dunia bisnis dan masyarakat.
"Tidak ada pilihan lain selain membangun kemitraan dengan berbagai pihak terkait," ujar syamsul. Menurutnya, perlu dibangun kerjasama dengan seluruh lembaga terkait baik dalam dan luar negeri. Terutama, dalam memanfaatkan dan mengembangkan telematika untuk e-government.
Dana yang dibutuhkan untuk membangun e-government tidak sedikit. "Tidak mungkin pemerintah menyediakan dana yang demikian besarnya untuk membangun fasilitas tersebut," tambah Syamsul.
Membuka iklim investasi 
Ashwin Sasongko, Deputi Bidang Telematika Kementerian Komunikasi di hari pertama kerjanya (26/11) mengemukakan keinginannya untuk membuat iklim investasi di sektor telematika ini menjadi sehat dan berkembang.
Pola investasi dimaksud dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalkan saja investasi langsung atau membuat satu kerjasama dengan luar negeri. Ambil contoh, dalam pembuatan stasiun televisi.
Setelah TVRI, baru beberapa tahun kemudian bermunculan stasiun televisi. Setelah itu dibuka seluas-luasnya bagi para investor untuk menanamkan modalnya. "Mestinya di sektor telekomunikasi atau telematika juga dimungkinkan," kata Ashwin kepada hukumonline.
Kemudian masalah pelaksanaan e-government juga menjadi salah satu target dari kementerian Kominfo. "Kemarin, Pak Syamsul berharap agar e-government diselenggarakan untuk mempercepat proses-proses pemerintahan," tegas Ashwin. 
Ashwin berpendapat bahwa tidak ada salahnya kita meniru Singapura. Caranya, dengan membuat suatu target untuk membuat sistem pemerintahan menjadi otomatis. Misalkan saja untuk suatu proses-proses pemerintahan menjadi otomatis kurang dari dua puluh empat jam untuk pembuatan KTP, paspor, proses perizinan, dan lain-lain.
Lebih susah merevisi
Telematika sebagai satu teknologi yang relatif baru terkadang tidak selalu mudah untuk diimplementasikan dalam konteks hukum Indonesia. Dengan adanya teknologi, ini memungkinkan bisnis baru lainnya bermunculan.
Mengutip pendapat rekannya dari Malaysia dalam penyusunan cyberlaw, Ashwin berpendapat bahwa merevisi suatu peraturan lebih sulit jika dibandingkan dengan membuat satu peraturan baru.
Aswhin menambahkan bahwa masalah regulasi atau peraturan merupakan hal ketiga yang menjadi prioritas dalam Kementerian Kominfo. Sampai dengan hari ini, beberapa institusi sedang melakukan revisi peraturan perundangan.
Menyinggung masalah tersebut, Ashwin berpendapat bahwa Kementerian Kominfo dapat berperan dalam membuat pertaturan-peraturan turunan yang berkaitan dengan teknologi informasi. Misalkan saja mengenai penyelesaian sengketa suatu transaksi elektronik.


Rabu, 06 November 2013

Kata dan pilihan kata


Dalam kamus bahasa indonesia pilihan kata adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunanya) untuk menggungkapkan gagasan sehingga dapat memperoleh kata yang di inginkan.

Pemilihan kata mengacu pada pengertian penggunaan kata-kata tertentu yang sengaja dipilih dan digunakan oleh pengarang. Mengingat bahwa karya fiksi (sastra) adalah dunia dalam kata, komunikasi dilakukan dan ditafsirkan lewat kata-kata. Pemilihan kata-kata tentunya melalui pertimbangan-pertimbangan tertentu untuk mendapatkan efek yang dikehendaki.


Jika dilihat dari kemampuan pengguna bahasa, ada beberapa hal yang mempengaruhi pilihan kata, diantaranya :
1.            Tepat memilih kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal yang ‘diamanatkan’
2.            kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembacanya.
3.            menguasai sejumlah kosa kata (perbendaharaan kata) yang dimiliki masyarakat bahasanya, serta mampu menggerakkan dan mendayagunakan kekayaannya itu menjadi jaring-jaring kalimat yang jelas dan efektif.
Adapun fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah Untuk memperoleh keindahan guna menambah daya ekspresivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan kata tersebut tepat dan sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan antara penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengar, sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak suasana. Selain itu berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat agar terasa lebih indah. Dan juga dengan adanya diksi oleh pengarang berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih runtut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar tempat, dan latar sosial dalam cerita tersebut.

2. Upaya Pengindonesiaan

Perkembangan Bahasa Indonesia dalam sejarah berawal dari penggunaan bahasa itu sebagai lingua franca (bahasa perantara)  berlanjut dalam sejarah bangsa Indonesia dalam peristiwa Sumpah Pemuda 1928. Semenjak merdeka bahasa Indonesia dikukuhkan dalam UUD 1945 sebagai bahasa persatuan dan bahasa resmi atau bahasa negara.
  
Dalam kurun waktu itu hingga sekarang bahasa Indonesia telah mengalami pendewasaan ditempa oleh kenyataan tumbuh dan berkembangnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Timbul dan tenggelamnya kata atau ungkapan dalam bahasa Indonesia juga sebagai imbas pemakaian bahasa Indonesia oleh penutur bahasa Indonesia.

Peningkatan penutur bahasa Indonesia dicerminkan oleh tumbuh dan pesatnya golongan terdidik dan adanya penutur di luar penutur asli Indonesia. Oleh penutur asli,  bahasa Indonesia sudah terbukti bisa sebagai bahasa yang telah mengemban "kedudukan dan fungsinya". Sedangkan oleh penutur asing bahasa Indonesia telah berkembang sebagai bahasa kedua mereka, seperti yang dipelajari oleh warga negara Australia.

Dalam kenyataan sehari-hari bahasa Indonesia telah berevolusi, beradaptasi, dan berasimilasi  dengan para pemakainya. Turut berkembangnya bahasa juga ditunjang oleh  berbagai aspek  perkembangan bangsa Indonesia sendiri. Sehingga terjadi saling ketergantungan antara pekembangan bahasa dan perkembangan berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

Berkembangnya berbagai aspek kehidupan sudah pasti turut membantu perkembangan bahasa Indonesia. Berbagai istilah yang muncul dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan harus diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu dibutuhkan pengaturan masuknya kata atau istilah ke dalam bahasa Indonesia.

Perkembangan bahasa ini menjadi tantangan  kita, karena selain bahasa Indonesia sudah terbukti sebagai bahasa kita sendiri, juga dituntut untuk bisa sejajar dengan bahasa Internasional yang lain. Tantangan  ke dalam adalah kita harus bisa  menata bahasa Indonesia baik dari segi regulasi/aturan maupun implementasinya di dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Satu di antara penataan itu adalah adanya pengindonesiaan kata atau istilah asing ke dalam bahasa Indonesia. Untuk ini dibutuhkan Pedoman Pembentukan Istilah, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, dan Pedoman Ejaan yang Disempurnakan.

Khusus tentang pengindoneisaan kata atau istilah asing telah diupayakan oleh Pusat Bahasa atau Badan Bahasa adanya Seri Pedoman : Pdm 005 yang diterbitkan Depdiknas, 2008 dengan judul "Pengindonesiaan Kata dan Ungkapan Asing". Dalam buku ini buku ini kita bisa mempelajari Garis Haluan Pengertian Nama dan Kata Asing  yang diurai  pada bagian I, sedangkan bagian II menguraikan tentang Daftar Padanan Kata dan Ungkapan Asing Indonesia.
3. Imbuhan dari bahasa asing

 A.   SANSEKERTA (-man , -wan, -wati)

a.    Imbuhan –man
Ciri : 
- Diletakkan pada kata yang berakhir dengan vokal –i 
-  Menunjukkan laki-laki
-  Fungsi : menbentuk kata benda 
-  Makna : orang yang. . .

Contoh: seniman, budiman 

b.    Imbuhan –wan
Ciri :
- Diletakkan pada kata yang berakhir dengan vokal selain –i
- Menunjukkan laki-laki
- Fungsi : membentuk kata benda dan sifat
- Makna : orang yang. . 

Contoh : cendekiawan , wartawan 

c.    Imbuhan –wati
Ciri : 
- Sejalan dengan akhiran-wan
- Menunjukkan wanita
- Makna : orang yang. . .

Contoh : peragawati , olahragawati 

B.   ARAB ( -i, -wi, -iah ) 
Ciri :

# Diletakkan pada kata yang berakhir dengan vokal-a
# Makna : mempunyai sifat
# Fungsi : membentuk kata sifat / kata benda

 Contoh : surgawi , duniawi
 C.   EROPA ( -is, -isme, -isasi ) 

1.     Imbuhan –is 

Ciri :
# Berasal dari bahasa belanda 
# Makna : “yang bersifat” atau “orang yang . .”
Fungsi : membentuk kata sifat atau kata benda

Contoh: teoritis , aktivis
  
2.   Imbuhan –isme 
Ciri :
# Berasal dari bahasa belanda
# Makna : aliran atau paham
# Fungsi : membentuk kata benda 
                   
Contoh : komunisme , kapitalisme 
3. Imbuhan -Isasi
 
Ciri :  
# Berasal dari bahasa inggris 
#  Makna : proses 
# Fungsi : membentuk kata benda

Contoh : urbanisasi , imunisasi 

4. Hubungan makna kata sinonim, homonim, hiponim, polisemi, antonim .

 
1. Sinonim.
Yaitu dua kata atau lebih yang memiliki makna sama atau hampir sama. 
Contoh :
 a. Yang sama maknanya : 
     Sudah – telah,
     Sebab – karena. 

b. Yang hampir sama maknanya :
     Untuk-bagi-buat-guna,
     Cinta-kasih-sayang.

  
Contoh kalimat : Kemarin Rido menyatakan cinta kepada perempuan yang dia cintai tapi dia sudah memiliki wanita pujaan hati. 

2. Antonim 

Yaitu kata-kata yang berlawanan makna. 

Contoh :

Besar – kecil, siang – malam, panjang-pendek.

Contoh kalimat: Nilai ujian atematika Budi sangat tinggi tapi nilai ujian B. Inggris sangat
rendah 

3. Homonim 

Yaitu dua kata atau lebih yang ejaannya dan lafalnya sama, tetapi maknanya berbeda.

Contoh :

Buku 1 : buku kaki/tangan “tulang sendi” 
Buku 2 : buku tulis. 

Contoh kalimat : setiap hari senin polisi selalu mengadakan apel pagi 

4. Polisemi 

Yaitu satu kata yang memiliki makna banyak.

Contoh : 

JATUH 
1.Didit jatuh dari sepeda 
2.Harga gabah jatuh 
3.Setiba di runah dia jatuh sakit 
4.nilainya jatuh dalam ujian

Contoh kalimat : Guru yang dulunya pernah menderita cacat mental itu sekarang menjadi
kepala sekolah smp kroto emas. 

5. Hiponim dan Hipernim 

Hiponim yaitu kata-kata tingkatnya ada di bawah kata yang menjadi superordinat (umum), hipernim (kelas atas) adalah sebaliknya (khusus).

Contoh : kata BUNGA merupakan hiponim

Sedangkan mawar, melati anggrek, dst adalah hipernim.
 


http://diah-erawati.blogspot.com/2012/12/imbuhan-asing.html
http://azizturn.wordpress.com/2009/10/18/diksi-atau-pilihan-kata/